Enam belas ribu pengunjung berhasil mengikuti upacara bendera secara digital yang dilaksanakan di http://www.indonesiaoptimis.org, 17 Agustus 2010 lalu. Kegiatan ini merupakan sebuah gagasan yang sangat revolusioner dari sekelompok anak muda Yogyakarta yang bernama Indonesia Optimis.
“Pada tanggal 16 Agustus kami memulai memperkenalkan aksi ini melalui Twitter dengan dibantu oleh banyak teman teman yang aktif di jejaring sosial, komunitas IT, portal komunitas dan ke berbagai mailing list. Ketika 17 Agustus 2010 jam 07.00 WIB pengunjung sudah mulai bisa secara interaktif mengikuti prosesi upacara yang dijalankan oleh perintah setiap pengunjung dengan cara menekan icon berupa petugas upacara,” kata kelompok ini menjelaskan awal aksi ini diadakan. “Kami memilih jejaring sosial dan internet dikarenakan memang generasi muda yang kami targetkan terkena pesan ini selalu ada di sana dan sangat aktif, di mana kita ketahui bahwa pengguna Facebook dan Twitter di Indonesia sangat besar dan bahkan Facebook mencapai terbesar di Asia.”
“Admin sudah bersiap dari dini pagi hari ini, menyapu lapangan agar bersih, menyetrika bendera, melatih para pasukan #UpacaraBendera digital” ketika waktu sudah mendekati waktu Upacara. “Hari ini, setiap orang bergadang u/ membuat #Indonesia65 terus naik sbg Trending Topic, u/ mengatakan pada dunia “KAMI ADA DAN MAJU” Tidak ada kata menyerah untuk membela bangsa kita.”
Upacara Digital ini dimulai tepat pukul 10.00 WIB sesuai dengan instruksi yang ada. “09 : 55 > Ternyata http://indonesiaoptimis.org/ total pengunjung 10.482. Tim Paskibraka menyiapkan mental”.
“Yang paling unik di era digital ini kami mengangkat demokratisasi dengan adanya 3 pembina upacara yang bebas dipilih dan didengarkan amanatnya yaitu Iwan Esjepe seorang aktivis Indonesia Bertindak, Pandji Pragiwaksono seorang pemuda aktif di #IndonesiaUnite dan sering menulis lagu serta tulisan yang membangkitkan semangat nasionalisme dengan bahasa anak muda, serta tidak ketinggalan seorang blogger terkenal dengan nama Ndorokakung yang acap menulis berbagai kejadian di sekitar kita dengan kacamata yang berbeda,” kata kelompok ini menjelaskan lebih lanjut.
“Dan yang luar biasa karena ini ditunjang oleh Twitter yang berbasis teks maka imajinasi bisa luar biasa berkembang, di mana setiap peserta membayangkan suasana pada saat dahulu mengikuti upacara bendera, sehingga di timeline banyak sekali muncul celetukan seperti “Bu Guru sebelah saya mau pingsan”, “Wah pemimpin upacaranya ganteng”, “Enakan jadi P3K aja biar bisa dapet tempat teduh”, “Merinding mau pengibaran bendera nih” Komentar-komentar tersebut memang pernah terjadi dahulu.”
Lonjakan pengunjung sempat membuat server menjadi tidak diakses, namun pengibaran tetap berjalan dengan khidmat. Pada situs tersebut bukan hanya ada tampilan upacara saja, tapi juga lagu-lagu, pembacaan Pancasila, pengibaran bendera (YouTube), dan tidak ketinggalan rekaman pembacaan teks Proklamasi oleh Bung Karno.
Sumber: http://ictfiles.com/detail/Web_Technology/2010/08/18/upacara_bendera_digital dan http://chip.co.id/articles/news/2010/08/19/upacara-bendera-cara-digital-di-indonesia-optimis/